Kamis, 03 September 2015

Nyeri

Tuhan itu Maha Pembolak-balik Hati
Saya rindu sekali dengan dia waktu itu. tiap hari tanpa terputus komunikasi, melirik line , buka2 isi pesan dan belum di read. Oh dia sibuk.... saya sudah terbiasa sambil mengecek chatnya tiap 15 menit sekali.

Dulu, sahabat saya berkata
"aku tau dari tadi kamu ngecek hp terus karena nunggu balasannya kan?" saya hanya bisa tersenyum waktu itu, sangat terlihat kah...

Jika pop-up line ataupun sms datang darinya rasanya senang sekali walaupun hanya satu dua kata. dia memang begitu. tapi saya sudah bahagia.
Lalu malam itu, dia berkata kalimat yg tidak saya mengerti, terselip kata maaf di chat kami. ada apa? saya selalu bertanya begitu. seperti biasa pertanyaan saya dijawab secara implisit.

Beberapa hari kemudian terselip kalimatnya dalam sesi bercanda kami,
"aku ijin jatuh hati ya" saya kira itu hanya bercanda. sangat mengganjal, terpisah jarak dan waktu begini segala pikiran sy timbul.
"apakah saya akan kehilangan?"
kehilangan. sesuatu yang sangat saya takuti.


dan benar adanya dia jatuh hati. saya tau tidak ada yang salah dalam jatuh cinta karena fitrah manusia. hanya rasanya... saya tidak tahu. pembenaran yang dikatakannya membuat hati saya nyeri. saya merasa hanya setitik kecil yang tidak bisa membuatnya jatuh hati lagi,apakah cinta saya sudah usang.. sulit untuk diperbaharui? saya tidak menyalahkannya, saya menyalahkan diri saya sendiri. mimpi saya hanya ingin bermasa depan dengan kamu.

saya rindu. rindu dengan kamu. konsekuensi saya bertanya padamu tadi. maaf tidak bisa menahan tangis saya. saya tau itu bukan salah kamu. ini hanya nyeri kok.
"kamu menutupi rasa sendirimu" kata teman saya , membaca pola tingkah saya. Iya, saya sendiri karena takut kehilangan. Berpura-pura bahagia itu tidak salah kan , setidaknya bahagia itu bisa saya bentuk dalam imajinasi.  Namun, jauh di lubuk hati saya, ingin benar2merasakan rasanya bahagia.
Seperti ketika saya melihat ketulusanmu saat malam lima belas september lima tahun yang lalu. mengingatnya sudah membuat saya bahagia, mengingat hari ini hati saya nyeri.
 jangan tanyakan apa yang harus kamu perbuat karena saya juga tidak tahu apa yang harus saya perbuat. saya hanya ingin bahagia, sebelum saya lupa caranya.