Rabu, 01 Februari 2017

Suatu hari tanggal 9 di bulan maret



'Kita jalan kaki aja, trs naik angkot ke arah deket mall lippo"
"Okee"


Semburat mata teduh menenangkan selalu melihat penuh arti. Berbicara melalui mata dan sedikit garis-garis diwajah yang kadang sulit dimaknakan. Menunjukkam aksi dalam perbuatan.


Aku menyesap greentea latte dengan sedikit terburu waktu. Menghafal tiap kalimat yang akan dipresentasikan layaknya kamu adalah orang yang akan menilaiku di meja penjurian apakah hasil magangku ini berguna atau kosong. Penonton pertamaku, kepercayaanku.

"Kamu kok beda, ini bukan kamu Yu. Mana kemampuanmu , yang dulu MC dan sampai les public speaking dll."

Sebuah tamparan namun juga pengingat. Aku punya potensi. 

Rintik hujan turun, waktu terus berjalan

"Semangat dong. Kamu bisa. Magang disini pilihanmu."

Mendekati pukul delapan malam, kami keluar dari gerai kopi itu. Berjalan menuju halte bus cikarang-jakarta.

"Yah aku sedih, kita pisah lagi."
"Iya gapapa, besok kita ketemu lagi ya."

Tak lepas pandangmu padaku. Dibawah temaram lampu halte, sungguh jika aku bisa mendeskripsikan, mungkin terlihat berlebihan, memang aku merasakan jatuh cinta, pada seorang yang menemaniku lebih dari lima tahun ini.

Senyumnya menghentikan waktu sesaat, matanya yg selalu memandang teduh. "Tenang ayu, all is well" kata-katanya yg selalu terinfluence oleh film itu, namun trs menenangkanku.

Tiga puluh tujuh menit. Waktuku bersamamu sesingkat itu sebelum kita berpisah lagi. Berat memang, kehadiranmu saat itu mengobati kerinduan selama puluhan hari tak bertemu sekaligus merupakan tabungan berpuluh hari kemudian tanpamu.

"Sayang, baik-baik ya disini" aku membaca gesturmu saat menggandeng tanganku. Di menit-menit terakhir sebelum menaiki bis.

Senyummu, nada bicaramu yang tenang dan matamu yg teduh terekam apik di setiap ruang di benakku.


Aku menatap kepergian bus lintas kota itu. Satu persatu orang di halte mulai pergi. Baguslah, srmakin sepi dan tidak ada yg melihat mata ini semakin panas. 




Memori. Datang lagi. Tuhan pasti memiliki alasan untuk mengembalikan memori yg baik , untuk mengimbangi memori yang buruk. 
Sepertinya ini cara Tuhan untuk menjadikanku manusia yg lebih baik. Dengan mengingatmu sebagai orang baik dan menghilangkan perlahan rasa benci.


Cinta adalah sebuah anugerah dan tidak ada yang disesali. Aku tidak berharap kamu mengingat karena mungkin sudah takdirku akhirnya menjadi sepihak. Perjuangan selama ini ternyata indah sekali :) alhamdulillah. 

0 cuapcuaps:

Posting Komentar